MEREKA tidak cocok; perbedaan usianya terlalu jauh. Itu mungkin jawaban Anda membaca judul artikel ini.
Tapi kalau sekedar itu Raffi juga tahu. Ketika memutuskan pacaran, Raffi Ahmad, apalagi Yuni Shara, pasti juga tahu ada faktor eksternal yang akan mewarnai hubungan mereka. Apalagi yang dipermasalahkan komentar nyinyir, kalau bukan perbedaan usia mereka.
Memang terasa tak adil, pasangan dengan wanita lebih tua dianggap ganjil, sementara kalau yang pria lebih tua dianggap tak terlalu aneh.
Sebelum dengan Yuni Shara, Raffi Ahmad sering tampil di media dengan pacar berbeda. Semuanya cantik, muda, dan populer. Tanpa harus mengaku-aku playboy (seperti dilakukan laki-laki kebanyakan), reputasi itu otomatis disandangnya. Dan ketika Raffi memutuskan pacaran dengan Yuni Shara, yang usianya jauh lebih tua dan pernah menikah, sungguh naif kalau kita menyangka Raffi tak tahu reaksi yang akan muncul dari publik, juga keluarganya. Makanya, di awal masa pacaran, Raffi terkesan tertutup. Setelah merasa nyaman, baru mulai membuka diri.
Apa sih yang dilihat Raffi dari Yuni Shara? Kenyataannya kita sungguh-sungguh tidak tahu apa yang dilihat Raffi dari Yuni.
Memahami keputusan orang lain tidak selalu mudah. Lebih mudah mengungkapkan ketidaksetujuan dengan komentar atau ejekan. Apa boleh buat, komentar sadis lebih banyak ditujukan pada Yuni. Di TV Raffi bahkan sering jadi ejekan. Sebagai wanita dalam posisinya saat ini, ejekan itu pasti sangat menyakitkan bagi Yuni, betapa pun dia memahami itu bagian dari konsekuensi pilihannya.
Bagi selebriti atau orang terkenal, dampak faktor eksternal ini bisa sangat destruktif, tapi bisa juga sebaliknya. Orang kebanyakan cukup menjelaskan pada keluarga dan teman-teman dekat soal pilihannya. Keluarga tak masalah, urusan beres.
Acara musik "dahSyat". Raffi dan Yuni sering jadi bahan ledekan di acara ini. (dok.ist.) |
When it comes to love, age is just a number. Kalau sudah cinta, umur hanya soal angka. Ini memang sekedar kata-kata penghiburan buat orang-orang yang tak menemukan pasangan ideal menurut norma kebanyakan orang. Usia tak terpaut jauh, status sosial-ekonomi sepadan, dan tampang selevel (apa istilah untuk sama-sama cantik atau sama-sama jelek?).
Sayangnya tak semua orang beruntung mendapatkan pasangan ideal. Ketika jodoh ternyata membawa takdir berpasangan dengan yang jauh lebih tua atau lebih muda, terus bagaimana? Masak dibatalkan hanya karena tak sesuai standar kebanyakan orang? Urusan cinta dan kebahagiaan diri sendiri terlalu penting untuk diserahkan pada standar yang dibuat orang lain.
Tapi, betapapun coba mengabaikan komentar orang-orang sekitar, tetap saja kita tak bisa sepenuhnya menghindar. Komentar menyakitkan disertai prasangka sesekali pasti akan diterima pasangan yang perbedaan usianya terpaut jauh. Tapi itu konsekuensi yang sudah menyatu saat pilihan dibuat. Tak ada pilihan bahkan yang paling “aman” sekali pun bebas konsekuensi. Sudah yakin dan siap segala konsekuensi, maju terus.
Namun kalau ternyata perbedaan usia menumbuhkan benih ketidakcocokan yang sulit didamaikan, Raffi-Yuni atau Anda pasangan yang punya masalah sama, tahu apa yang harus dilakukan. Tidak ada orang yang harus bertanggung jawab atas kebahagiaan diri kita selain kita sendiri. Jangan pernah biarkan orang lain yang menentukan bagaimana kita harus menjalani hidup.
Sudah yakin, maju terus. Makin dipikir makin ragu, ya memang lebih baik putus tus tus.
0 comments:
Post a Comment