Salah satu dampak dari merokok adalah gangguan yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa perokok wanita terutama wanita muda lebih berisiko terkena penyakit jantung dibanding perokok pria pada umunya.
Penelitian ini memperlihatkan sistematis dan analisis dari data yang diterbitkan oleh kelompok penelitian yang memiliki empat database online. Hal tersebut dilakukan untuk membuat variasi pada penelitian sebelumnya yang sulit menyatakan apakan perbedaan jenis kelamin mempengaruhi peningkatan risiko terkena penyakit jantung.
Penelitian tersebut menemukan 86 kelompok kasus yang terjadi sejak 1 Januari 1966 hingga 31 Desember 2010 dengan menggunakan perbedaan metodologi. Rentang usia yang dilibatkan dalam penelitian ini dari usia 5 sampai 40 tahun.
Data tersebut melibatkan hampir empat juta orang dalam proses penelitiannya dengan menggunakan metode acak pada perbedaan berat badan secara terbalik. Hal ini berguna untuk memberikan para peneliti perkiraan risiko relatif (RR) dan rasio risiko relatif (RRR) pada pria dan wanita.
Salah satu peneliti yaitu, Dr Rachel Huxley dari University of Minnesota dan rekannya Dr Mark Woodward dari John Hopkins University, menemukan bahwa dalam 75 kelompok penelitian, yang melibatkan 2,4 juta orang, berisiko untuk mengidap penyakit jantung koroner. Ternyata perokok wanita 25 persen lebih berisiko daripada perokok pria. Ini meningkat rata-rata dua persen setiap tahunnya dibanding faktor risiko kardiovaskular lainnya. Demikian seperti yang dikutip Medikal Xpress. com, Jumat (12/8/2011).
Data dari analisis lain mengumpulkan 53 penelitian risiko relatif yang berhubungan dengan tingkat usia. Penelitian ini melibatkan 3,3 juta orang, yang juga menunjukkan risiko penyakit jantung koroner secara signifikan, penelitian ini kembali menunjukan bahwa wanita lebih berisiko daripada laki-laki. Ketika peneliti melihat risiko pada usia yang berbeda, wanita dengan rantang usia 60 sampai 69 tahun merupakan yang paling berisiko.
Studi tersebut dipublikasikan pada situs resmi The Lancet, belum diketahui dengan mengapa terjadi perbedaan yang sangat signifikan terkait tingkat risiko penyakit jantung koroner yang jelas ini terjadi karena perbedaan fisik (seperti tingkat lemak tubuh, yang dikenal dapat menyimpan racun), atau perbedaan perilaku seperti menghirup atau intensitas merokok.
Penelitian ini memperlihatkan sistematis dan analisis dari data yang diterbitkan oleh kelompok penelitian yang memiliki empat database online. Hal tersebut dilakukan untuk membuat variasi pada penelitian sebelumnya yang sulit menyatakan apakan perbedaan jenis kelamin mempengaruhi peningkatan risiko terkena penyakit jantung.
Penelitian tersebut menemukan 86 kelompok kasus yang terjadi sejak 1 Januari 1966 hingga 31 Desember 2010 dengan menggunakan perbedaan metodologi. Rentang usia yang dilibatkan dalam penelitian ini dari usia 5 sampai 40 tahun.
Data tersebut melibatkan hampir empat juta orang dalam proses penelitiannya dengan menggunakan metode acak pada perbedaan berat badan secara terbalik. Hal ini berguna untuk memberikan para peneliti perkiraan risiko relatif (RR) dan rasio risiko relatif (RRR) pada pria dan wanita.
Salah satu peneliti yaitu, Dr Rachel Huxley dari University of Minnesota dan rekannya Dr Mark Woodward dari John Hopkins University, menemukan bahwa dalam 75 kelompok penelitian, yang melibatkan 2,4 juta orang, berisiko untuk mengidap penyakit jantung koroner. Ternyata perokok wanita 25 persen lebih berisiko daripada perokok pria. Ini meningkat rata-rata dua persen setiap tahunnya dibanding faktor risiko kardiovaskular lainnya. Demikian seperti yang dikutip Medikal Xpress. com, Jumat (12/8/2011).
Data dari analisis lain mengumpulkan 53 penelitian risiko relatif yang berhubungan dengan tingkat usia. Penelitian ini melibatkan 3,3 juta orang, yang juga menunjukkan risiko penyakit jantung koroner secara signifikan, penelitian ini kembali menunjukan bahwa wanita lebih berisiko daripada laki-laki. Ketika peneliti melihat risiko pada usia yang berbeda, wanita dengan rantang usia 60 sampai 69 tahun merupakan yang paling berisiko.
Studi tersebut dipublikasikan pada situs resmi The Lancet, belum diketahui dengan mengapa terjadi perbedaan yang sangat signifikan terkait tingkat risiko penyakit jantung koroner yang jelas ini terjadi karena perbedaan fisik (seperti tingkat lemak tubuh, yang dikenal dapat menyimpan racun), atau perbedaan perilaku seperti menghirup atau intensitas merokok.
0 comments:
Post a Comment