Posted by yugi on 5:45 PM
.: Mengenal Tipe Gangguan Cemas :.
Keluhan  fisik yang asalnya  dari konflik psikologis dan melibatkan banyak  faktor antara lain sistem  neurotransmitter, sistem neuroendokrin,  sistem alarm di otak dan sistem  amigdala. Diagnosis yang paling sering  saya temui adalah Gangguan Cemas.
Kita mengetahui dalam dunia  kedokteran jiwa, Gangguan Cemas terdiri dari  berbagai subtipe gangguan.  Pembahasan akan hal ini secara singkat saya  akan tuliskan dalam  artikel ini. Tujuannya agar anda mengenali sekiranya  jika mengalami. 
   
   Kondisi panik yang sering diartikan sebagai serangan panik yang   berlangsung tiba-tiba ini memang menakutkan. Orang langsung terpikir   akan mengalami serangan jantung jika mengalami hal ini. Jalan pertama   kali adalah langsung menuju IGD RS terdekat. 
 
Sebenarnya Gangguan  Cemas Panik terjadi karena hiperaktifitas dari  sistem saraf otonom yang  terjadi akibat ketidakseimbangan sistem alarm  di otak. Sehingga tanpa  adanya stimulus, terjadi mekanisme otonom yang  menyebabkan hal-hal  sehubungan serangan panik terjadi. 
 
Gejalanya bisa anda lihat di  salah satu artikel di detikhealth.com  berjudul 'Ketika Serangan Panik  Datang'. Pada orang yang mengalami  kondisi ini biasanya ketakutannya  yang paling besar adalah ketakutan  akan kematian.        |    
   |   
   
   Gangguan Cemas Menyeluruh  |    
  
   Gangguan cemas tipe ini lebih sering dialami oleh wanita  daripada  pria. Kebanyakan pasien akan mengeluh perasaan khawatir yang  berlebihan  dan tidak rasional. 
 
Kecemasan berlebihan ini tidak  bisa dilawan dan mengenai hampir seluruh  aspek kehidupan pasien. Paling  sering yang dikhawatirkan adalah tentang  kesehatan, keluarga dan masa  depan. 
 
Walaupun dalam praktek pasien gangguan cemas menyeluruh  tidak selalu  murni hanya mengeluh kekhawatiran berlebih, terkadang juga  mengalami  sedikit gejala-gejala otonom seperti jantung berdebar dan  sesak napas.  Ada kalanya juga mengalami keringat dingin atau gemetaran.         |    
   |   
   
    
Gangguan Cemas Fobik Spesifik  |    
  
   Gangguan cemas tipe ini hanya khawatir atau mengalami kecemasan  pada  suatu kondisi tertentu. Biasanya kondisi ini dihindari agar   kecemasannya tidak muncul. 
 
Misalnya adalah takut ketinggian,  takut tempat tertutup, takut binatang  tertentu. Kebanyakan hal ini  sering dianggap biasa karena kalau tidak  ditemui pencetusnya, maka  orang tersebut akan aman-aman saja        |    
   |   
   
    
Gangguan Cemas Fobia Sosial  |    
  
   Gangguan cemas fobia sosial atau lebih sering disebut Fobia  Sosial  saja adalah tipe gangguan cemas yang ditandai dengan adanya  kecemasan  berada dalam posisi diperhatikan, dinilai atau di ruang  publik di mana  orang tersebut menjadi pusat perhatian. 
 
Dulu  orang sering menganggap kondisi ini seperti demam panggung, walau   sebenarnya kondisi cemas fobia sosial bukan hanya terjadi ketika orang   itu misalnya harus presentasi tetapi ketika berhadapan dengan figur yang   lebih kuat atau lebih tinggi kedudukannya juga mereka biasanya akan   mengalami gejala-gejala kecemasan. 
 
Intinya mereka tidak nyaman berada pada posisi dinilai atau diperhatikan.        |    
   |   
   
    
Gangguan Stres Pasca Trauma  |    
  
   Gangguan cemas tipe ini biasanya terjadi setelah peristiwa yang   menyebabkan trauma kepada diri dan mengancam integritas (keutuhan)  diri  sendiri. Lolos dari kecelakaan maut, bencana alam, perkosaan  adalah  peristiwa-peristiwa yang sering menjadi pemicu terjadinya  gangguan stres  pasca trauma. 
 
Flashback dan mimpi buruk yang disertai gejala-gejala kecemasan adalah hal yang paling sering menonjol        |    
   |   
 
   
    
Gangguan Cemas Obsesif Kompulsif  |    
  
   Gangguan cemas tipe ini ditandai dengan adanya pikiran obsesif  yang  kemudian diikuti oleh perilaku kompulsif atau berulang untuk  melepaskan  kecemasan yang terjadi karena pikiran obsesif itu. 
 
Walaupun  pada kenyataannya perilaku kompulsif tersebut tidak mampu  melepaskan  diri orang tersebut dari pikiran obsesifnya sehingga sering  menjadi  berulang dan kronis. Kondisi ini ditandai dengan beberapa hal  yang  spesifik yaitu: counting (menghitung), washing (mencuci-cuci) dan   checking (memeriksa). 
 
Orang yang mengalami obsesif kompulsif  sering tanpa sadar terus  mencuci-cuci tangannya akibat pikiran adanya  sesuatu yang kotor dan  kuman yang ada di tangannya. Mereka juga ada  yang memeriksan  berkali-kali jendela atau pintu mobil.        |    
   |   
 Bila  seseorang yang menderita  phobia melihat atau bertemu atau berada pada  situasi yang membuatnya  takut (phobia), gejalanya adalah sebagai  berikut:
   * Jantung berdebar kencang 
* Kesulitan mengatur napas 
* Dada terasa sakit 
* Wajah memerah dan berkeringat 
* Merasa sakit 
* Gemetar 
* Pusing 
* Mulut terasa kering 
* Merasa perlu pergi ke toilet 
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan        |   
 Banyak cara mengatasi phobia. Berikut berdasarkan info yang ku dapat ada beberapa perawatan utama untuk mengatasi fobia, yaitu:
   a. Terapi berbicara. 
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah: 
   1. Konseling:  konselor biasanya akan mendengarkan  permasalahan seseorang, seperti  ketakutannya saat berhadapan dengan  barang atau situasi yang membuatnya  fobia. Setelah itu konselor akan  memberikan cara untuk mengatasinya. 
2. Psikoterapi:  seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan  secara mendalam untuk  menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana  cara-cara yang bisa  dilakukan untuk mengatasinya. 
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT):   yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan  perilaku  seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang  efektif  untuk melawan fobia.        |    
   |   
   b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation). 
Orang  yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan  bentuk  terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi  ini  dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan   melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara   perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi   terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan   dan terapi perilaku.        |   
 
   c. Menggunakan obat-obatan. 
Penggunaan  obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia,  karena  biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun,   obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti   cemas yang berlebihan.        |   
 Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:
   1. Antidepresan:  obat ini sering diresepkan untuk mengurangi  rasa cemas, penggunaannya  dizinkan untuk mengatasi fobia yang  berhubungan dengan sosial (social  phobia). 
 
2. Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang  mengandung  turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk  mengatasi  kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus  serendah mungkin  dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4  minggu. Ini  dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan. 
 
3. Beta-blocker:  obat ini biasanya digunakan untuk mengobati  masalah yang berhubungan  dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung  dan tekanan darah tinggi  (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi  kecemasan yang disertai  detak jantung tak beraturan.        |   
 Kesemua  gangguan cemas di  atas walaupun memiliki karakter gejala yang spesifik  seringkali muncul  juga dalam kondisi yang saling tumpah tindih. Orang  yang mengalami  gangguan cemas panik bisa mengalami kecemasan berulang  akan dirinya bila  di tempat terbuka (agorafobia) dan selalu cemas akan  kondisi  kesehatannya.
Semoga informasi di atas berguna untuk  mengenali gangguan cemas. Jika  anda mengalaminya, segera periksakan  segera diri anda ke psikiater.
Salam Sehat Jiwa.
 
 
 
 
0 comments:
Post a Comment