Thursday, April 26, 2012

Inilah Momen Abadi di Piala Dunia ng boranan

Suka atau tidak, sepak bola kerap melahirkan berbagai definisi. Filosofi ttg sepakbola pun terkadang jauh melewati hanya sebatas olahraga. Sepakbola bukanlah ruang kosong tanpa sekat yg hanya berisi sportivitas. Namun lebih dari itu, berbagai definisi bisa ditafsirkan sesuai selera masing2. Sah-sah saja jika ada yg menganggap sepakbola adalah agama baru, jutaan penganutnya menjadikan sepakbola sbg falsafah hidup mereka. Sepakbola adalah ideology, sepakbola adalah seni spt yg dianut para pemain Brasil. Sepakbola bisa jadi juga soal martabat bangsa spt ketika Argentina harus berhadapan dgn Iggris. Namun bagi dua negeri bertetangga, jerman dan Belanda, sepakbola berarti perang.



Piala Dunia.. ya.. kejuaraan 4 tahunan untuk Negara-negara pecinta sepakbola. Momen2 dari Kejuaraan ini tidak bisa lepas dari Brasil juara 5 kali dan satu satunya tim yang dgn 18 kali beruntun tampil di putaran final. Dari Uruguay 1930, hingga Jerman 2006. Hanya Italia dan Jerman yg mendekati; 15 kali. Dan musuh bebuyutan dua negara di setiap putaran yaitu Inggris vs Argentina, kaskuser mgkn masih ingat David Beckham diusir wasit setelah menendang Diego Simeone, itu adalah buntut dari gol tangan tuhan Maradona. Dan juga yg sampai saat ini masih menjadi misteri, yaitu di final Piala Dunia Perancis 1998. Aktor utama: Ronaldo, yg sempat membuat pertandingan ngaret 30 menit sebelum kick off.



Itu hanya segelintir yg memicu kegemerlapan Piala Dunia, bahkan persaingan di Piala Dunia tidak saja berimbas dari Ras tapi juga politik, dibawah ini adalah momen2 yg selalu di abadikan dan selalu di ingat hingga saat ini.



10. Brasil vs Polandia, France 1938 - Orang Brasil yang mencetak gol tanpa memakai sepatu.

Setelah sempat keluar lapangan karena cedera, Sang ‘Permata Hitam’, Leonidas masuk kembali ke lapangan tanpa menggunakan sepatu. Pada saat wasit menyadari & menyuruhnya untuk mengenakan kembali sepatunya, dia sudah terlanjur menjaringkan gol. Brasil kemudian menang 6-5. Ini membuat namanya dikenang secara unik dalam sejarah Piala Dunia.



9. Italia vs Amerika Serikat, Italia 1934 - Wasit memberikan hormat ala Nazi.

Turnamen di tahun ini dijadikan alat untuk mempromosikan fasisme ke seluruh dunia. Beberapa cerita mengenai keberpihakan wasit terhadap Italia masih melegenda hingga sekarang. Ketika itu wasit sangat membantu tim tuan rumah, bahkan dalam pertandingan semifinal melawan Austria, wasit dikatakan sengaja menyundul bola kearah pemain Italia. Tapi itu semua tidak terbukti, mengingat di tahun itu Camera yg digunakan belum canggih dan dgn terbatas. Yang jelas tim Italia saat itu terdiri dari satu org Brasil, satu orang Uruguay, dan empat org Argentina. Hal tersebut adalah atas perintah dari Musolini yang meyuruh mereka untuk melakukan “tugas Negara.” Dan lebih arogannya lagi Musolini mengancam akan membunuh semua pemain Italia jika negaranya tidak menjuarai Piala Dunia, tapi akhirnya Italia pun menjuarainya. Lupakan segala yang baik dari Piala Dunia 1934. Satu hal yg paling menarik adalah ketika persiapan pertandingan pembukaan antara Italia vs Amerika Serikat. Wasit dan para asistennya memberikan penghormatan ala Nazi kpd Musolini yg ada di yacht-nya.



8. Brasil vs Swedia, Swedia 1958 - Pele menandakan kehadirannya.

Pele masuk kedalam tim Brasil ketika usianya 17 tahun. Setelah menjadi pemain pengganti untuk dua pertandingan awal di grup. Melihat permainannya yg bagus, rekan2nya meminta kpd pelatih untuk menurunkannya dari awal ketika melawan USSR, dan dia pun membayar kepercayaan itu dgn tuntas. Sebuah gol di perempat final atas Wales, diikuti dgn hattrick di semifinal atas Prancis (5-2). Satu gol dibuatnya pada pertandingan final ketika menang 2-1 atas tuan rumah, melalui solo run yg indah. Ketika peluit akhir dibunyikan rekan2nya langsung mengangkatnya, dan Pele pun menangis, krn dia mengingat reaksi dari ayahnya ketika Brasil gagal menjadi juara pada tahun 1950. Kini dia membawa Brasil juara untuk pertama kalinya.



7. Korea Selatan vs Italia, Korea & Jepang 2002 - Korea mengejutkan Italia…lagi.

Sebelumnya Korea Utara mengejutkan Italia dan dunia di Piala Dunia 1966. Dan kali ini adalah Korea Selatan, biang keladi dari kekalahan Italia kali ini adalah pemain Korea yang bermain untuk klub seri A, Perugia, Ahn Jung-Hwan. Setelah sempat tertinggal dari gol Christian Vieri, pemain Korea mampu berjuang untuk menyamakan kedudukan, dan memaksa pertandingan dilanjutkan melalui perpanjangan waktu. Ahn, yg sebelumnya gagal mengeksekusi penalty, membayar hutangnya menjebol gawang Italia dgn satu sundulan. Sebuah kemenangan besar bagi Korea, namun sebuah kekalahan terburuk di Piala Dunia yg pernah di derita Italia. Wasit Byron Moreno dari Ekuador kemudian menjadi incaran dan tersangka utama bagi kekalahan Italia. Begitu juga dgn nasib Ahn di Italia. Pelatih Perugia, Serse Cosmi tidak ingin Ahn ada lagi di timnya.



6. Kolombia vs Amerika Serikat, USA 1994 - Gol bunuh diri Escobar.

Berhati-hatilah membuat kesalahan di Piala Dunia, mungkin saja nyawa menjadi taruhannya. Tim yg dipimpin oleh Carlos Valderrama ini merupakan salah satu tim favorit juara. Mereka datang dgn membawa CV kemenangan 5-0 atas Argentina, tapi yg terjadi mereka kalah 1-2 dari tuan rumah. Gol kekalahan mereka dicetak pemain belakang mereka sendiri, Andreas Escobar. Sepuluh hari kemudian, Escobar tewas ditembak seorang tak dikenal disebuah bar dikawasan obat bius, Medelline. Pelakunya ternyata setelah ditangkap adalah seorang pembunuh bayaran yg disewa bandar judi, karena Escobar menyebabkan mereka kalah besar. Dua belas peluru menembus tubuhnya, dan sang pembunuh melakukan itu sambil berteriak, Gooooooooool !”



5. Inggris vs Argentina, France 1998 - Tendangan Beckham.

10 macan heroik, dan satu org anak bodoh, “begitulah judul2 yang menghiasi tabloid2 di Inggris. Sehari setelah Beckham dianggap jadi sumber kegagalan Inggris mengalahkan Argentina. Ketika skor masih berimbang 2-2, Beckham dijatuhkan kapten Argentina, Diego Simeone. Sementara masih terduduk di lapangan Beckham menendang Simeone yg sedang berusaha berdiri, hal itu menyebabkan Simeone kembali terjatuh kesakitan. Sayangnya, kejadian itu berlangsung tepat dihadapan Kim Nielsen. Simeone kemudian mengakui bahwa ia memang sengaja membuat Beckham dikeluarkan oleh wasit, “Dia menendang saya ketika saya sedang berusaha utk berdiri,” kata Simeone. “Tentu saja saya mengambil keuntungan dari hal itu. Saya pikir org lain akan melakukan hal yg sama,” lanjutnya lagi. Ketika Beckham kembali ke Inggris, Ia disambut dgn berbagai macam ejekan, ancaman, dan caci maki. Tapi ia berhasil membalaskan seluruh dendam itu pada tahun 2002, dia mencetak gol melalui titik penalty dan membuat Argentina harus pulang lebih dulu.



4.Italia vs Brasil, USA 1994 - Baggio menendang balon ke udara.

Baggio adalah bintang tumpuan bagi Italia di Piala Dunia 1994. Rata2 dia selalu mencetak gol ketika Italia melewati Nigeria, Spanyol, dan Bulgaria, sampai ke final untuk bersua dgn Brasil. Namun, tampaknya beban yg dipikulnya terlalu berat, sehingga dia memaksakan diri untuk bermain meski kakinya menderita cedera. Pada saat adu penlti, dia adalah penendang terakhir yg masih bisa menghidupkan peluang Italia. “Saya sangat siap ketika itu,” katanya, “Biasanya saya menggunakan sisi kaki untuk menendang. Namun karena saat itu saya sudah tidak memiliki tenaga lagi, saya kemudian berusaha menendang sekencang mungkin,” dan benar jadinya, tendangan itu sangat kencang sampai melewati mistar gawang, seketika itu pula ia berlutut lemas, ia telah gagal.



3. Belanda vs Jerman, Italia 1990 - Ludah Rijkaard kepada Voller.

Semua orang menantikan partai antara Belanda melawan Jerman di putaran kedua Piala Dunia 1990. Tapi tampaknya yg terjadi adalah kekecewaan, krn partai itu sendiri berakhir dgn antiklimaks. Para pemain Belanda terlalu mementingkan gaya dalam bermain, sementara Jerman yg dipimpin Juergen Klinsmann lebih mampu menguasai pertandingan. Satu2nya kontribusi yg diberikan Frank Rijkaard utk Belanda adalah ludahnya utk Rudi Voller. Voller yg tdk bersalah, lantas berjalan keluar dr lapangan dgn penuh rasa heran. Tetapi dia kemudian menerima semua itu dgn sportif.

Voller mgkn dapat memaafkan Rijkaard – mudah baginya krn dia tampil gemilang dlm turnamen, tetapi bg Rijkaard, hal itu tetap memalukan. Meski demikian dia masih mencoba mengeluarkan lelucon utk itu “Jika saya ingat bagaimana saya meludahi Voller, sebenarnya itu hal yg lucu bukan?”



2. Perancis vs Italia, Jerman 2006 - Sundulan Zidane.

Perancis bertemu Italia di final, ketika di menit ke tujuh, si Jenius dari Perancis mampu memerawani gawang si “Laba-laba” Buffon. Keunggulan Perancis tercipta oleh tembakan manis playmaker Real Madrid itu tepat dari titik 12 pas. Lantas serangan demi serangan pun semakin terasa kencang dilakukan Henry dkk. memasuki menit ke-19, Italia mendapat kesempatan tendangan pojok. Ialah Marco Materazzi melalui tandukan mautnya berhasil menyapu bola umpan dari Andrea Pirlo. 1-1 skor sementara. Kejutan benar-benar terjadi. 10 menit menjelang babak kedua berakhir, tiba tiba wasit Horacio Elizondo menghentikan pertandingan. Di layar terlihat Materazzi terkapar menahan sakit. Tak seberapa lama, kemudian muncul tayangan replay. Zidane menanduk Materazzi!! Yeah… si pemain low profile itu melakukan tindakan konyol! dan dihadiahi kartu merah, dan akhirnya Italy pun juara. Alesannya kapten timnas Prancis itu mengaku tidak tahan dengan provokasi Marco Materazzi yang, menurut pendengarannya, tiga kali melontarkan kalimat yang memaki (menghina) ibu dan saudara perempuannya. Secara terbuka Zidane menyampaikan permohonan maaf atas perbuatan yang memalukan itu. Tapi, Zidane tidak merasa menyesal dengan apa yang telah dilakukannya terhadap Materazzi.



1. Inggris vs Argentina, Meksiko 1986 - Gol Tangan Tuhan.

Ya… kaskuser pasti sudah menebak yg ada di peringkat pertamaxx ini.. Diego Armando Maradona, si tangan tuhan. Tindakan Maradona mungkin tidak bisa dimaafkan, tapi mungkin para pemain Inggris juga harus disalahkan. Tampaknya Iggris tdk pernah memiliki keberuntungan. Keberuntungan terkahir kali adalah ketika wasit dari Russia mensahkan gol mereka di tahun 1966. Tapi sebuah hukum karma kembali di derita Inggris pada Piala Dunia 1986. Kaskuser tentu mengetahui ceritanya, bahwa pertandingan babak kedua telah berlangsung selama 10 menit, dan keduanya masih sama2 berjuang utk menciptakan gol. Tiba2 Steve Hodge bek Inggris menyapu bola tidak sempurna, sehingga bola justru mengarah kekotak penaltinya sendiri. Peter Shilton mencoba melompat dan menangkap bola sblm Maradona berhasil menyundulnya. Tapi ada satu hal yg menyebabkan Maradona bisa menjangkau bola itu terlebih dahulu. Ia menggunakan tangannya. Bola terpantul dan masuk ke dalam gawang. Wasit Ali Beneceur mensahkan gol tsb. Setelah itu, Maradona justru kembali mencetak gol kedua bagi Argentina. Dan momen ini benar benar menjadi legenda, ga bisa dipungkiri lagi sampe menjadi yg pertamaxx, pasalnya di Argentina sendiri kini berdiri suatu agama yg menjadikan Diego Armando Maradona sbg tuhannya.

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger