Wednesday, October 26, 2011

Bumi Semakin Gendut ng boranan





Bumi semakin besar di bagian khatulistiwa. Fakta itu terungkap
dari penelitian terhadap data yang dikumpulkan oleh satelit Gravity
Recover and Climate Experiment (GRACE) milik NASA dan German Space
Agency. Disebutkan, bertambahnya penumpukan di khatulistiwa itu
disebabkan oleh mencairnya lapisan es di Greenland dan Antartika.



Menurut
Steve Nerem, ilmuwan asal University of Colorado, Amerika Serikat,
hingga 22 ribu tahun lalu, es hingga beberapa kilometer menyelimuti
sebagian besar belahan utara Bumi. Berhubung tekanan akibat bobot dari
es di daratan telah berkurang karena mencair, tanah di bawahnya telah
memantul dan menyebabkan Bumi menjadi lebih lonjong. “Mirip dengan
spons, dan dibutuhkan waktu yang cukup lama agar Bumi kembali ke bentuk
asalnya,” kata Nerem.



Sebagai informasi, sejak awal, planet
Bumi memang tidak bulat sempurna. Akibat perputaran rotasinya, air di
permukaan Bumi lebih banyak terkumpul di kawasan khatulistiwa
dibandingkan dengan di kutub.

Para ilmuwan sendiri mengamati
terjadinya "penyusutan lemak"di lingkar khatulistiwa. Akan tetapi,
kemudian terjadi perubahan. Di sekitar pertengahan 1990-an, diketahui
bahwa tren telah berbalik dan Bumi kembali tambah gendut di lingkar
pinggangnya, sama seperti bola yang ditekan dari atas dan bawahnya.
Namun mereka tidak memiliki alat untuk memastikan mengapa hal itu bisa
terjadi, hingga baru-baru ini.

Dengan GRACE, peneliti dapat
menguji coba teori yang menyatakan bahwa hilangnya es merupakan faktor
pengubah bentuk planet Bumi. GRACE mengambil gambar dari permukaan Bumi
setiap 30 hari sehingga memungkinkan peneliti memantau perubahan massa
es terhadap perubahan gravitasi. Jadi, jika ada perubahan terhadap
bentuk Bumi, maka akan ada perubahan terhadap distribusi massa.
Akibatnya, medan gravitasi juga berubah.

Peneliti menemukan,
mencairnya gletser di Greenland dan Kutub Selatan merupakan kontributor
terbesar terhadap membengkaknya "lingkar pinggang" Bumi karena banyak
air yang dibawa ke khatulistiwa. Menurut data, dua belahan Bumi
kehilangan 382 miliar ton es per tahunnya. Berkurangnya beban yang perlu
ditanggung benua memungkinkan tanah untuk naik dan membuat planet
menjadi lebih bulat, namun proses ini membutuhkan waktu ribuan tahun.
Sementara itu, pertumbuhan ketebalan di khatulistiwa mencapai 0,7
sentimeter per dekade.

Saat ini, kata Nerem, radius planet Bumi
21 kilometer lebih besar di khatulistiwa dibandingkan di kutub. Artinya,
titik paling jauh permukaan Bumi dari inti Bumi bukanlah di puncak
gunung Everest, melainkan di puncak gunung berapi di Ekuador yang lebih
dekat ke khatulistiwa.

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger